Keteladanan Adalah Langkah Awal Pembentukan Karakter

Keteladanan Adalah Langkah Awal Pembentukan Karakter

03 Sep 2023

Keteladanan Adalah Langkah Awal Pembentukan Karakter

(Ustadzah Vica)


Pendidikan merupakan hal yang menyibukkan bagi para pakar pendidikan diseluruh dunia. Hal ini karena pendidikan bergerak dinamis. Dalam setiap masanya, pendidikan akan menghadirkan permasalahan-permasalahan baru yang harus diselesaikan. Pendidikan menjadi hal dasar yang harus diselesaikan sebelum keilmuan-keilmuan lainnya diterima oleh seseorang. 

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membentuk karakter manusia yang beradab dan memiliki kehidupan yang berkualitas. Hal ini selaras dengan perhatian pemerintah yang tertuang dalam pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai perilaku dan sikap seseorang untuk menumbuhkan budi pekerti yang luhur. Melalui pendidikan karakter, setiap individu akan dididik untuk memiliki nilai dan perilaku yang baik. Maka, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter ialah usaha sadar, terencana, dan tanpa paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau pendidik untuk membentuk kebiasaan atau habit yang baik pada seseorang. Dengan harapan terbangun watak yang baik sesuai norma-norma dalam masyarakat. Sebagai pendidik sudah sepatutnya menunjukkan komitmen untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat membawa manfaat bagi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia tersebut.

Istilah karakter merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu character yang memiliki arti ciri khas permanen yang melekat pada seseorang. Sedangkan makna kata karakter dalam bahasa Arab adalah tabiat. Dalam pemakaiannya, kata tabiat berarti cap atau stempel. Senada dengan makna karakter di atas, cap juga mengandung makna kata permanen. Menurut Spencer posisi karakter diibaratkan seperti sebuah bongkahan es di lautan, di mana pada bongkahan es tersebut, terdapat bagian yang terlihat karena berada di atas permukaan laut, dan juga terdapat bagian yang tidak terlihat karena berada di bawah permukaan laut. Pengetahuan dan Keteramapilan berada dipermukaan sehingga lebih mudah terlihat. Sedangkan konsep diri, ciri diri, dan motif tidak terlihat. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah untuk dikembangkan. Motif dan ciri diri lebih sulit untuk di akses dan dikembangkan, sedangkan konsep diri terletak di antaranya. 

Itulah mengapa sebuah karakter yang telah terbentuk tidak akan mudah berubah pada kondisi apapun. Oleh karena itu pembentukan karakter yang baik harus ditanamkan sedini mungkin. 

Di era digitalisasi ini penanaman pendidikan karakter ini menjadi suatu tantangan bagi pendidik untuk bisa mewujudkannya. Hal ini sebagai efek dari mudahnya dalam mengakses informasi. Keterbatasan ruang dan waktu menjadi penghalang utama dalam prosesnya. Oleh sebab itu, pendidik dapat bekerja sama dengan orang tua untuk melaksanakan pendidikan karakter, karena pada dasarnya pendidikan karakter itu bermula dari lingkungan yang terdekat yaitu keluarga. Sudah seharusnya orang tua memberikan bimbingan yang benar sejak dini, didukung dengan konsistensi pendidikan karakter yang terus dikembangkan pada pedidikan formal, maka karakter-karakter baik akan mendarah daging dan terinternalisasi secara kuat pada diri seseorang. Pendidikan karakter dapat menjadi lebih mudah apabila seluruh stakeholder pendidikan, orang tua, dan masyarakat bisa menjadi role model atau panutan karakter-karakter yang diajarkannya.

Dalam hal ini keteladanan merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan permasalahan akhlak, spiritual, dan sosial anak. Lingkungan merupakan pembentuk karakter anak yang pertama, dan keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak-anak. Perilaku di dalam lingkungan merupakan informasi yang menjadi konsumsi anak-anak. Mereka berkembang di dalam lingkungan yang baik akan tumbuh menjadi pribadi yang baik. Sedangkan lingkungan yang sebaliknya, akan memberikan dampak yang sebaliknya pula. 

Langkah awal untuk mendidik anak adalah dengan memulai dari diri kita sendiri. Ibda’ binafsik, merupakan sebuah langkah kecil namun akan memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan. Karena sebuah karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar, karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar, hari demi hari melalui suatu proses, tidak instan. 

Dengan demikian patutlah kita selaku pendidik berproses untuk membentuk, menumbuhkan, mengembangkan, dan mendewasakan kepribadian peserta didik agar menjadi pribadi yang unggul, bijaksana, dan bertanggung jawab melalui pembiasaan pikiran, hati, serta tindakan secara berkesinambungan yang hasilnya dapat terlihat dalam tindakan nyata sehari-hari.